BDR dari Rumah Sistem Luring di SMPN Satap Buntok Baru Kecamatan Teweh Selatan.

Daring dan luring sebenarnya adalah akronim.

Daring sendiri sebenarnya merupakan akronim (singkatan) dari dua kata: "dalam" dan "jaringan". Dalam bahasa Inggris, kita biasa mengenalnya dengan istilah "online". Kata "jaringan" di sini, mengacu pada jaringan internet. Jadi, daring/online biasanya membutuhkan internet.

Dan, luring adalah akronim dari kata "luar" dan "jaringan", yang dapat dipadankan juga dengan istilah bahasa Inggrisnya, yakni "offline". Tentu saja kalau luring tidak membutuhkan internet.

Jadi kalau diajakin temanmu online conference, itu artinya adalah ngobrol bareng-bareng menggunakan jaringan internet. Mungkin lewat aplikasi Zoom, Google Hangout, maupun Whatsapp. Sedangkan kalau offline conference, tinggal pergi saja bertemu sama teman tanpa harus menggunakan internet.

Seiring dengan Pandemi Covid-19 tidak kunjung berakhir. Bahkan persentasi yg positif semakin meningkat. Baru saja pemerintah meluncurkan istilah merdeka belajar, disambut dengan Belajar Dari Rumah (BDR) sengan sistem yang sudah tersampaikan di atas.

SMPN Satap Buntok Baru merupakan salah satu sekolah binaan yang menjadi tanggung jawab penulis sebagai amanah dari pimpinan. Dengan keterbatasan akses internet, BDR dengan sistem luring harus di jalani. Sekolah ini berada di Desa Buntok Baru Kecamatan Teweh Selatan Kabupaten Barito Utara Provinsi Kalimantan Tengah. Untuk ke lokasi bisa melewati jalur darat (aman jika tudak hujan) dan jalur air dengan transportasi speet boat. Kisaran waktu 1 jam untuk mencapai kesana.

Luring awalnya dengan tatap muka yang dilakukan hanya 20 menit/mata pelajaran dan tetap pada taat protokol kesehatan. Seiring dengan waktu muncul edaran siswa tidak diperkenankan ke sekolah. Hal ini yang membuat warga sekolah, secepat mungkin merubah strategi. Awalnya, guru yang mengantar dan mengambil materi juga tugas. Tidak efektif dan efisien, karena tidak cukup satu hari untuk mencapai rumah siswa yang jaraknya sangat jauh. Apalagi ada yang melewati sungai.

Kesepakatan terbaik adalah menetapkan orang tua atau wali siswa yang datang ke sekolah. Mengingat orang tua banyak yang bekerja di ladang jauh dari rumah, maka hari senin dan rabu sebagai hari baik dalam kesepakatan. Hari senin, orang tua mengambil materi/tugas 10 mata pelajaran ke sekolah dan hari rabu mengembalikan sekaligus menerima materi tugas yang akan di kumpul hari rabu depannya.

Orang tua menyetujui. Di sisi lain mereka turun ke desa dari ladang 2 kali dalam seminggu. Memang tidak semudah yang di bayangkan, ada juga orang tua tidak bisa hadir karena keterbatasan tenaga dan jarak. Terkadang titip dengan orang lain. Suka duka sudah dilewati, dan setiap kegiatan akan di evaluasi hingga 3 bulan kedepan. Tetap taat pada edaran pemerintah agar siswa tidak ke sekolah dan kesehatan serta keselamatan generasi penerus terjaga.

Pandemi tidak bisa di hindari. Adaptasi dengan kebiasaan baru harus di lewati. Tenaga pendidik di tuntut lebih kreatif dan inovatif dalam mengolah metode juga media pembelajaran. Tidak menekan siswa dalam tugas yang terlalu menyusahkan, namun di siapkan agar siswa terjaga dalam koridor berkarakter dan keterampilan hidup untuk amunisi mengahadapi tantangan zaman. Hal ini kerjasama orang tua, lingkungan, sekolah, pemerintah sangatlah penting.

Selamat mengabdi untuk negeri.